EFISIENSI PERAN SDM KESEHATAN DI PUSKESMAS UNTUK MENGOPTIMALKAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA (RJTP) & RAWAT INAP TINGKAT PERTAMA (RITP) PESERTA JAMKESMAS TAHUN 2013

EFISIENSI PERAN SDM KESEHATAN DI PUSKESMAS UNTUK MENGOPTIMALKAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA (RJTP) & RAWAT INAP TINGKAT PERTAMA (RITP) PESERTA JAMKESMAS TAHUN 2013

Sumber daya kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam mensukseskan pembangunan kesehatan secara nasional. Sumber daya manusia adalah salah satu komponen dalam sumber daya kesehatan yang memegang peranan penting karena mempunyai tugas dan kewajiban dalam menjalankan seluruh program kesehatan yang telah dibuat dan direncanakan. Jenis dan jumlah program kesehatan yang telah dibuat dan direncanakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di tahun 2013, salah satu diantaranya adalah pelayanan kesehatan yang prima kepada peserta Jaminan Kesehatan (Jamkesmas) sehingga kunjungan peserta dapat meningkat atau dioptimalkan.

Manajer di tingkat Puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Propinsi jarang melakukan evaluasi/analisis efisiensi SDM Kesehatan terhadap kunjungan peserta Jamkesmas. Kegiatan evaluasi efisiensi ini bisa dijadikan alat untuk mencari dan solusi agar pelayanan kesehatan yang diberikan lebih baik dan jumlah kunjungan peserta Jamkesmas meningkat.

Berdasarkan kenyataan diatas saya melakukan penelitian sederhana untuk mengetahui sejauh mana tingkat efisiensi SDM Kesehatan yang ada di Puskesmas untuk mengoptimalkan kunjungan peserta Jamkesmas di Puskesmas. Walaupun data yang digunakan tahun 2013 dan Program Jamkesmas sudah tidak ada lagi, namun saya berharap bisa menjadi bahan masukan bagi para manajer kesehatan baik Puskesmas maupun Dinas Kesehatan dan juga teman-teman KMPK 2014 yang banyak bekerja di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kab/Kota/Propinsi bahwa Program Kesehatan membutuhkan perencanaan SDM Kesehatan yang baik..

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efisiensi dari SDM Kesehatan yang ada di Puskesmas di seluruh propinsi di Indonesia dalam mencapai jumlah kunjungan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) peserta Jamkesmas tahun 2013. Penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh pembiayaan kesehatan yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) terhadap efisiensi peran SDM Kesehatan yang ada di Puskesmas.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) untuk menghitung tingkat efisiensi relative SDM Kesehatan yang ada di Puskesmas dan uji statistik regresi tobit untuk mengetahui pengaruh pembiayaan kesehatan sektor kesehatan yang berasal dari APBD terhadap tingkat efisiensi. Metode DEA adalah metode non-parametrik yang didasarkan pada linier programming. Decision Making Unit (DMU) adalah unit atau organisasi pembuat keputusan yang akan diukur efisensi relatifnya. Decision Making Unit/DMU yang digunakan dalam penelitian ini adalah 33 propinsi yang ada di seluruh Indonesia. Metode DEA mengharuskan adanya variable input dan output yang ada di Puskesmas. Variable Input  yang digunakan adalah jumlah dokter, jumlah dokter gigi, jumlah perawat, jumlah perawat gigi, jumlah bidan, jumlah tenaga kesehatan masyarakat, jumlah tenaga sanitarian, jumlah tenaga gizi, jumlah tenaga farmasi, jumlah tenaga elektromedis & fisioterapis, jumlah tenaga non medis. Variable output yang digunakan adalah jumlah kunjungan Rawat Jalan Tingkat Pertama dan Rawat Inap Tingkat Pertama di Puskesmas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 11 DMU/Propinsi yang efisien dan 22 DMU/Propinsi yang tidak efisien sedangkan pengaruh pembiayaan kesehatan yang berasal dari APBD mempunyai  signifikansi/p value = 0.233 terhadap efisiensi SDM Kesehatan yang ada di Puskesmas.

Kesimpulan mengindikasikan bahwa terjadi inefisiensi pemanfaatan SDM Kesehatan di 22 DMU/Propinsi dalam mencapai jumlah kunjungan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) peserta Jamkesmas tahun 2013. Sedangkan APBD tidak mempunyai pengaruh yang signifikan (p value = 0.233) terhadap efisiensi peran SDM Kesehatan.

 

 

Referensi

Cooper, W.W., Seiford, L.M. & Tone, K., 2002. Data Envelopment Analysis: A Comprehensive Text with Models, Applications, References and  DEA- Solver Software, Kluwer Academic Publishers.

 

Hollingsworth,   B.,   Dawson,   P.J.   &   Maniadakis,   N.,   1999.   Efficiency measurement of health care: a review of non-parametric methods and applications. Health care management science, 2, pp.161–172.

Kementrian Kesehatan RI, 2014. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2013, Jakarta.

 

2 comments:

dodiplanet said...

Penulis artikel diatas Dodik Kristiawan KMPK 2014

Unknown said...

Pagi pak Dodik, ada beberapa hal yang perlu saya tanyakan,,, Pertama, salah satu tujuan evaluasi disebutkan agar jumlah kunjungan jamkesmas 2013 meningkat, apakah menurut data tahun sebelumnya menurun sehingga perlu ditingkatkan ? karena jamkesmas merupakan jaminan kesehatan, dimana semakin sedikit jumlah kunjungan,,berarti jumlah masyarakat menjadi sehat dan pembiayaan sedikit dan menunjukkan bahwa penyuluh kesehatan bekerja dengan baik,, atau ada faktor yang lain? Perlu kah ditajamkan lagi mengapa perlu dilakukan penelitian tersebut ? Yang kedua, dari kesimpulan diatas, apakah perlu penambahan nakes di daerah terpencil terkait inefisiensi SDM kesehatan dengan pembiayaan APBD tersebut? karena tidak disebutkan faktor2 yang dapat berpengaruh, misalnya faktor demografi, lingkungan, jumlah penduduk, dll. Terima kasihhhh penjelasannyaaaa......