NAMA : RAHMAN
Paper ini menekankan 4 inisiatif yang kepala puskesmas bisa lakukan untuk membangun patient safety culture: learning organization, team work, communication openness, dan management support
Patient safety merupakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien difasilitas layanan kesehatan menjadi lebih aman. patient safety adalah suatu pencegahan bahaya yang disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian oleh provider (pemberi layanan) (Bodur & Filiz 2009).
Menurut hemat pikir saya, medical error yang terjadi di Puskesmas dapat diatasi dengan management yang baik. Oleh karena itu, sebagai seorang leader, perlu mengembangkan sistem patient safety untuk menjamin keselamatan pasien dan citra layanan kesehatan menjadi tidak menuurn di hadapan masyarkat. Berikut kami sajikan beberapa peran seorang manajer dalam bentuk manajemen praktis di puskesmas agar staf atau petugas layanan kesehatan bisa memberikan pelayanan yang bermutu dan menjamin keselamatan pasien:
a. Learning organization (Bodur & Filiz 2009);(Nabilah et al. 2014)
1. Setiap pagi, staf atau petugas kesehatan di absen dan wajib mengikuti apel pagi dan melalui itu kepala puskesmas memberikan motivasi kerja
2. Mengumpulkn semua stafnya kemudian memberikan pencerahan tentang masa depan atau mengundang orang yang kredibel untuk memberikan motivasi baru
3. Setiap rapat Memeriksa setiap pelaporan intenal dan eksternal terkait dengan dengan insiden.
4. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan workshop yang kontinyu untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf.
5. Membuat program diklat yang kontinyu dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik tentang keselamatan pasien
b. Teamwork unit (Bodur & Filiz 2009);(Manser 2009);(Flin et al. 2009)
Pendekatan ini lebih dikenal dengan holism manager, dimana peran manajer adalah memberikan semangat kepada staf atau petugas kesehatan untuk selalu kompak dan bergandengan tangan untuk mencapai tujuan organisasi.
Melakukan koordinasi dengan antar unit dan antar pengelolah pelayanan dengan base practice seperti puskesmas berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan dinas kesehatan dengan rumah sakit untuk mempersiapkan segala intervensi yang dibutuhkan oleh pasien gawat darurat yang dirujuk dari puskesmas. Contoh: ibu hamil yang beresiko dideteksi melalui layanan antenatal, sebaiknya puskesmas sudah melaporkan ibu hamil yang risti, sehingga pada proses kelahirannya nanti kejadian yang tidak diinginkan dapat diatasi.
memberdayakan masyarakat. Base practice: merangkul kader-kader kesehatan termasuk dukun untuk bermitra, bukan menjadikan mereka sebagai rival dalam melayani masyarakat dengan cara dukun dan kader kesehatan diberikan pendidikan dan pelatihan.
c. Communication openness (Bodur & Filiz 2009);(Nieva & Sorra 2003)
1. Saat rapat, staf diberikan hak untuk menyuarakan pikiran-pikiran mereka dan mendengarkan keluhan- keluahn mereka untuk dicarikan solusinya secara bersama-sama
2. Manajer puskesmas selalu mengarahkan kepada tenaga kesehatan dalam setiap pertemaun, agar dalam pemberian layanan perlu menjelaskan kepada pasien maksud dan tujauan dilakukan pengobatan (dalam hal ini perlunya inform consent)
3. Membangun diskusi: menciptakan diskusi dalam tim dengan membentuk grup untk mendiskusikan pengalaman dari hasil analisis
4. Jika penanggung jawab pasien (dalam hal ini dokter) memberikan mandat untuk memberikan perawatan kepada pasien. Maka si penanggung jawab tersebut harus memberikan informasi yang jelas kepada tenaga kesehatan yag diberikan mandat
d. Management support (Arslan et al. 2015);(Nabilah et al. 2014)
1. Mencipatkan lingkungan kerja yang kondusif: seperti melakukan rehabiliitasi ruangan pelayanan
2. Memberikan pujian kepada staf yang dianggap bekerja dngan baik dengan cara memberikan reward sebagai bentuk apresiasi manajer kepada bawahnnya agar bawahnnya yang lainnya bisa memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya
3. Memberikan teguran yang keras dan jika perlu punishmant kalau ada staf yang lalai dalam melakukan pekerjaannya.
Reading List
Arslan, S. et al., 2015. Patient safety culture of health professionals. Gaziantep Medical Journal, 21(2), p.1.
Bodur, S. & Filiz, E., 2009. A survey on patient safety culture in primary healthcare services in Turkey. , 21(5), pp.348–355.
Flin, R., Winter, J. & Cakil Sarac, M.R., 2009. Human factors in patient safety: review of topics and tools. World Health, (April), p.2.
Manser, T., 2009. Teamwork and patient safety in dynamic domains of healthcare: a review of the literature. Acta Anaesthesiologica Scandinavica, 53(2), pp.143–151.
Nabilah, H. et al., 2014. Do we communicate openly in healthcare delivery ? International Journal of Current Research and Academic Review, 1(1), pp.30–37.
Nieva, V.F. & Sorra, J., 2003. Safety culture assessment: a tool for improving patient safety in healthcare organizations. Qual Saf Health Care, 12 Suppl 2, pp.ii17–23.
No comments:
Post a Comment