Integrating HIV Care and Treatment into Primary Health Care Are Clinics Equipped


Crowley, Talitha, and Ethelwynn L. Stellenberg.
"Integrating HIV care and treatment into primary healthcare: Are
clinics equipped?."
African Journal of Primary Health Care & Family Medicine 6.1 (2014): 1-7.

 Program HIV perlu didesentralisasikan ( membawa lebih dekat dengan
masyarakat ) dan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lainnya,
yaitu melalui pendekatan di Puskesmas dimana merupakan pusat
penyediaan pelayanan kesehatan yang memberikan keadilan bagi
masyarakat.
 Desentralisasi dari penyediaan pelayanan perawatan dan pengobatan
HIV salah satu diantaranya adalah terapi ARV baik di Puskesmas maupun
di komunitas (kelompok-kelompok) tertentu. Pada umumnya, "task
shifting" (penggeseran tugas) merupakan salah satu ciri/karakteristik
dari adanya desentralisasi.
 Integrasi layanan HIV di Puskesmas memiliki manfaat pelayanan
berkesinambungan dan menyeluruh. Selain itu, dapat meningkatkan akses
dalam perawatan, hemat biaya, memungkinkan lebih banyak orang memilih
melakukan perawatan, meningkatkan retensi dalam perawatan dan
meningkatkan kunjungan pasien rawat jalan.
 Tantangan dalam desentralisasi dan integrasi program HIV di
Puskesmas saat ini adalah kendala logistik dan infrastruktur serta
penambahan tugas/beban kerja staff.
 Dalam penelitian ini, untuk mengevaluasi qualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan menggunakan struktur dan indikator proses
Donabedian yang meliputi beberapa indikator seperti pencatatan dan
pelaporan, ruang fisik, layanan HIV dasar yang diberikan dan kapasitas
laboratorium.
 Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa : meskipun Puskesmas sudah
dilengkapi dengan pelayanaan perawatan dan pengobatan HIV dasar akan
tetapi belum menjamin bahwa pelaksanaan program desentralisasi dan
integrasi HIV berhasil atau dengan kata lain belum terlaksana secara
menyeluruh. Hal ini disebabkan oleh lemahnya kapasitas secara klinis
dan tingkat sistem kesehatan. Meskipun sebagian dari Puskesmas sudah
disediakan ART , penyediaan ART bukan merupakan indikator utama untuk
menentukan apakah Puskemas sudah memiliki kelengkapan yang baik dalam
memberikan pelayanan terintegrasi yang berkualitas. Kunci dari
semuanya itu terlertak pada : pencatatan dan pelaporan , keterbatasan
sumber daya manusia, ruang fisik dan dukungan sistem.
 Mengintegrasikan penambahan pelayanan di dalam Puskesmas tanpa
memberikan sumber daya manusia yang memadai dan dukungan yang
berkelanjutan dapat membahayakan kualitas perawatan yang diberikan
kepada pasien dan berakibat jangka panjang dalam mencapai perkembangan
strategis dan kesehatan global.
 Solusi konkret yang diberikan dalam penelitian ini adalah dengan
pergeseran dari perawatan berbasis rumah sakit (dokter) ke perawatan
oleh perawat di Puskesmas dengan syarat adanya penambahan sumber daya
dan dukungan untuk jangka panjang.


Oliva Virvizat Prasastin
KMPK 2014_Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta

No comments: